TEKNIK BUDIDAYA BEBERAPA JENIS KAYU PENGHASIL BIOENERGI UNTUK MENUNJANG PRODUKTIFITAS BRIKET ARANG
Abstract
Bioenergi adalah energi yang diperoleh/dibangkitkan/berasal dari biomassa, sedangkan biomassa adalah bahan-bahan organik berumur relatif muda baik dari tumbuhan atau dari hewan; produk & limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan). Bentuk-bentuk final terpenting bioenergi adalah bahan bakar nabati (biofuels); listrik biomassa (biomass-based electricity), biodiesel, bioethanol. Kayu bakar, arang dan briket arang merupakan bioenergi konvesional yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di pedesaan. Pengabdian dilakukan di desa Waai berupa penyuluhan tentang Teknik budidaya beberapa jenis kayu penghasil bioenergy untuk menunjang produktifitas briket arang, dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri tetapi dapat juga untuk membantu perekonomian masyarakat yang terpuruk akibat bencana gempa bumi tersebut. Semua jenis kayu bisa dijadikan bahan bakar, tapi harus juga dipertimbangkan nilai kalor, tingkat pertumbuhan dan juga adaptasinya kalau ingin dikembangkan sebagai kayu energi”, Kayu kaliandra, kayu jabon, kayu mangium, kayu sengon, kayu linggua dan kayu gmelina adalah gmelina adalah beberapa jenis kayu yang akan bisa dikembangkan sebagai kayu penghasil bioenergy
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bramasto, Y. (1998). Pembuatan Cangkok dalam Rangka Penyiapan KebunBenih Klon Acacia mangium Willd. Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 5 No. 2. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
Chamberlin, J.R. and R. J. Rajaselvam. (1996). Calliandra Seed Production a Problem or not? Abstract on International Workshop on the Genus Calliandra, Bogor 23- 27 Januari 1996.
Direktorat Hutan Tanaman Industri. (1992). Teknik Pembuatan Tanaman Kaliandra (Calliandra spp).
Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan.
Hinrati. B.L. dan Margyanto. (2014). Budidaya Caliandra (Caliandra calothyrsus). Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Direktorat Jendral Bina Usaha Kehutanan didukung oleh MFP.
Pelupessy. Lily. (2015). Pengaruh Perlakuan Lama Penyimpanan dan Pematahan Dormasnsi terhadap Perkecambahan Salawaku (Falcataria molucana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes). Buku Ajar Silvikultur Jenis.
Martawijaya, A. Kartasujana, I, Mandang, Y.I., Prawira S.A., dan Kadir, K.(1989). Atlas Kayu Indonesia (Jilid II). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
Nurhasybi. 1997. Teknik Penyimpanan Benih Jabon (Anthocephalus cadamba).LUC No. 227. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
Nurhasybi dan Kartiana, E.R. (1990). Uji Cepat Viabilitas Benih Akor (Acacia auriculiformis A. Cunn) dan Jeunjing (Paraserianthes falcataria Fosberg) dengan Tetrazolium. LUC No. 77. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor
Nurhasybi dan Adam Muharam. (2010). Jabon (Anthocphalus cadamba) Atlas Benih Jilid I. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan – Bogor
Wahyudi. (2013). Buku Pegangan Hasil Hutan Bukan Kayu. Pohon Cahaya. Yogyakarta
DOI: https://doi.org/10.34124/jpkm.v4i1.88
Article Metrics
Abstract view : 934 timesPDF downloaded : 743 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.